Kantor Harian Serambi Indonesia

Harian Serambi yang kini berusia 27 tahun, dengan berani mengukuhkan diri sebagai satu harian lokal di Aceh, yang sampai sekarang tetap setia mengunjungi para pembacanya di seluruh pelosok Aceh. Perlahan namun pasti, Serambi terus menyuguhkan berbagai peristiwa yang terjadi di Aceh, Indonesia dan dunia. Warga Aceh yang tadinya agak sedikit “minder” karena tak memiliki media sendiri, sejak saat itu mulai “percaya diri”.

Menurut UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers, fungsi pers ada lima: Pertama, fungi media informasi yaitu menyajikan berbagai peristiwa yang terjadi di lapangan kepada publik; Kedua, fungsi pendidikan yaitu memuat berita-berita yang mengandung pengetahuan; Ketiga, fungsi hiburan yaitu memuat laporan yang dapat menghibur pembaca seperti entertainment, komik, cerita pendek, kartun, TTS dan lain-lain;

Keempat, fungsi kontrol sosial yaitu menjadi sarana pengawasan terhadap pemerintah, yang memuat unsur-unsur: pelibatan rakyat dalam pemerintahan, pertanggungjawaban pejabat pemerintah kepada rakyat; dukungan rakyat terhadap pemerintah; kontrol masyarakat terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah, dan; Kelima, sebagai lembaga ekonomi yaitu pers dapat memanfaatkan segala sumber daya di sekitarnya untuk memperoleh keuntungan maksimal guna menghidupi perusahaan dan kesinambungan usaha.

Dalam amatan saya selaku mahasiswa, Serambi sudah menerapkan kelima fungsi pers yang diamanatkan UU Pers sebagaimana tersebut di atas. Khusus fungsi kontrol sosial sangat jelas dari berita-berita yang diangkat Serambi yang mengeritisi kebijakan-kebijakan pemerintah, misalnya soal alokasi anggaran yang mencapai Rp 33 miliar untuk pembangunan lapangan golf yang disiarkan pada akhir Januari 2016, berita-berita indikasi korupsi dan sebagainya.

Sangat penting
Fungsi kontrol sosial sangat penting agar pemerintah tidak semena-mena dalam menjalankan pemerintahan. Tapi terkadang fungsi ini sangat ditakuti oleh pemerintah, padahal ini adalah amanah UU yang wajib dijalankan. Untuk itu, pemerintah harus membuka akses yang luas bagi para “kuli tinta” untuk memberitakan apa yang terjadi dalam pemerintahan.

Media masa memegang peran penting dalam pembentukan karakter suatu bangsa. Baik buruknya pemberitaan media, maka begitu juga cermin kehidupan masyarakatnya. Media cetak menyajikan informasi kepada masyarakat berupa berita berbagai peristiwa, informasi bisnis da ekonomi, politik, agama, budaya dan lain-lain. Media massa tidak hanya dibaca oleh rakyat biasa, namun seluruh komponen masyarakat termasuk pemerintah. Oleh karena itu, media massa menjadi satu menjadi faktor penentu keberhasilan pembangunan bangsa.

Setiap pemberitaan akan mengarah kepada pembangunan. Ini meliputi hampir setiap rubrik yang dimuat dalam Serambi. Seperti rubrik Citizen Reporter, yang menyajikan informasi-informasi penting serta unik yang ditulis oleh masyarakat. Menarik memang membaca rubrik ini, pembaca mendapat liputan dari perspektif berbeda suatu peristiwa yang tak terjangkau oleh wartawan. Hanya saja kalau selama ini Serambi hanya memuat laporan warga tentang peristiwa di luar negeri, ada baiknya ke depan juga diberikan kesempatan kepada laporan-laporan dalam negeri. Saya pikir, banyak peristiwa menarik di dalam negeri yang luput dari jangkauan wartawan dan sebaiknya diberi kesempatan kepada warga untuk melaporkannya.

Rubrik Opini menjadi satu wadah menuju perubahan yang paling jitu. Dengan opini dapat menggerakkan hati dan sikap pejabat berwenang untuk membenahi kekurangan yang disampaikan, karena opini bersifat ilmiah yang mempunyai nilai tinggi dan mengandung gagasan terhadap suatu permasalahan. Maka opini memiliki jasa yang besar terhadap suatu perubahan, oleh karenanya ia sepantasnya dihargai dengan nilai yang tinggi.

Apresiasi pantas diberikan kepada Serambi, karena harian ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa S1 yang ingin mengulas suatu fenomena melalui opini. Dimuatnya opini mahasiswa di media cetak besar seperti Serambi tentu aromanya akan berbeda dengan dimuat di tabloid kampus. Kalau opini mahasiswa dimuat di Serambi, hati penulis pasti terasa “berbunga-bunga” hingga hitungan bulan. Jangankan mahasiwa S1, dosen saja tak semua mampu menulis opini di media cetak umum. Wow!

Begitu pula dengan rubrik Droe Keu Droe, rubrik ini sedikit agak mirip dengan rubrik opini, hanya penulisannya yang lebih pendek dan tidak seluas opini. Dari rubrik ini dapat dihubungkan dengan pembangunan daerah. Betapa tidak, tulisan yang dimuat dalam rubrik ini biasanya menyampaikan suatu problema yang dihadapi warga.

Serambi Kids yang menyajikan prestasi anak tentu sangat berperan dalam membangun negeri. Potensi-potensi anak-anak diangkat ke permukaan sebagai apresiasi. Di sini diperlukan adanya peranan orang tua untuk meningkatkan kegemaran anak untuk membaca karena dari rubrik ini sang anak dapat mengambil banyak pembelajaran. Rubrik ini selain mengandung nilai pembelajaran, juga mengandung nilai motivasi, di mana setiap prestasi anak yang diliput dapat memotivasi anak-anak lainnya untuk berkarya dan berprestasi pula.

‘Kampus Serambi’
Kini, Serambi telah mandiri dan besar dengan di bawah PT Aceh Media Grafika. Ia telah menjadi suatu wadah pembelajaran baru bagi para pelajar dan mahasiswa yang belajar ilmu percetakan dan ilmu jurnalistik. Harian Serambi pun terkadang berubah menjadi “kampus Serambi”. Ini merupakan prestasi yang baik yang mengarah kepada pembangunan bidang pendidikan.

Seiring dengan usianya yang kini sudah mencapai 27 tahun, selayaknya Serambi memiliki sistem kearsipan yang baik. Dengan sistem kearsipan, dapat memberikan manfaat besar bagi Serambi sendiri, juga bagi pelajar dan siswa, masyarakat umum, bahkan bagi para peneliti yang mencari sumber rujukannya. Secara tidak langsung Serambi juga menjadi pusat riset (penelitian) yang menyimpan berbagai dokumen. Juga dapat menjalin kerja sama dengan pihak sekolah dan kampus dalam melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL).

Akhirnya, kita doakan dan dukung agar Serambi bertahan dan terus memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan daerah, baik melalui peran persnya sesuai UU, maupun dengan memberikan akses kepada peneliti dan mahasiswa untuk menimba ilmu di “kampus Serambi”. Selain itu, kita tetap berharap agar wartawan Serambi yang selama ini kerap menjadi narasumber dalam seminar-seminar --bahkan ada yang ikut membantu mengajar lepas di kampus-- untuk terus berbagi ilmu dan pengalamannya dengan pihak luar. Dirgahayu Serambi Indonesia!

* Ahmad Zaki Husaini, Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Penulis buku Geografi Islam. Email: ahmadzaki567@gmail.com

0 comments so far,add yours