Wilayah Timur Tengah merupakan wilayah yang secara unsur pembentuk tanah terbagi atas dua bagian, yaitu wilayah yang subur dan tandus. Kawasan-kawasan Timur Tengah baik yang subur maupun tandus memiliki potensi alam yang cukup banyak. Pada wilayah subur, potensi-potensi tersebut dengan mudah dieksplor. Hasil-hasil alam Timur Tengah telah menarik para ilmuan untuk mengkajinya.

Letak kawasan Timur Tengah sangat strategis. Ia berada pada persimpangan yang mempertemukan tiga benua, yaitu Eropa, Asia dan Afrika, sehingga Timur Tengah menjadi tempat pertemuan tiga peradaban besar dunia. Negara-negara di kawasan Timur-Tengah berbatasan dengan  beberapa laut atau selat penting, sehingga letaknya sangat strategis bagi jalur perdagangan antar negara, khususnya dalam mengekspor minyak.

Terusan Suez menjadi faktor yang mempengaruhi potensi Timur Tengah. Dengan dibukanyaTerusan Suez telah memudahkan transportasi Eropa-Asia tanpa mengelilingi Afrika. Tanpa terusan ini, semua pelayaran dari Eropa ke Asia harus mengelilingi Afrika melewati Tanjung Harapan. Jika mengelilingi Afrika, maka jarak tempuh dan waktunya pun menjadi lebih jauh dan lama bila dibandingkan lewat Terusan Suez, serta biayanya menjadi lebih besar.
ilustrasi tambang minyak
ilustrasi tambang minyak
Selain kondisi alam yang sangat stategis, Timur Tengah juga memiliki hasil alam yang cukup banyak yakni kandungan mineral yang melimpah, seperti tembaga, batu bara, besi, dan tentu saja minyak yang merupakan aset terbesar kawasan ini. Timur Tengah mempunyai cadangan minyak mentah dalam jumlah besar, serta sebagai pengekspor utama minyak di dunia. Negara-negara kawasan ini memiliki peran penting dalam percaturan politik dunia. Sekitar permulaan abad ke-20 minyak bumi menjadi penting bagi dunia industri. Proses-proses pengambilan serta penyulingan terus berkembang dengan pesat seiring dengan ditemukannya teknologi-teknologi baru.

Penemuan minyak dalam jumlah besar pertama sekali ditemukan di Iran pada tahun 1980. Di Irak setelah Perang Dunia I sumber minyak dalam skala besar ditemukan ketika Iraq Petroleum Company mulai menggali minyak pada tahun 1927 di daerah Kirkuk, sebuah provinsi di Irak. Sebagai bagian dari proses produksi, dibangun jalur minyak yang menghubungkan sumber di Irak ke pelabuhan Meditrania. Sebuah jalur dari Kirkuk ke Tripoli dibuka pada tahun 1934, kemudian jalur lainnya dari Kirkuk ke Pelabuhan Haifa di Palestina dibuka pada Januari 1935 (Simon Adams, Sejarah Dunia: dari Mesir Kuno Hingga Tsunami Asia, 2007: 319).

Sekitar 35 persen kebutuhan minyak dan gas bumi dunia diekspor dari sini. Negara-negara Teluk juga memiliki pengaruh besar terhadap harga minyak mentah dunia. Sering terjadinya konflik wilayah di kawasan ini, seperti serangan Irak ke Quwait pada tahun 1990,  dan intervasi Amerika Serikat pada tahun 1991,serta penggulingan Saddam Husain di tahun 2003. Konflik-konflik tersebut telah mengganggu dan mengancam keamanan jalur suplai minyak global. Ketidakpastian pemerintah Arab Saudi semakin memperburuk masalah ini pada tahun 2000-an (Jeramy Black, Atlas Sejarah Dunia, 2008: 234). Selengkapnya dapat di baca dalam buku Geografi Islam.

0 comments so far,add yours